Jumat, 27 Desember 2013

bawalah Tuhan, Sekehendak yang Kau mau,,,

“Bawalah Tuhan, sekehendak yang engkau mau”
“Seorang hamba yang bertaqwa tidak akan kehilangan kesabaran dan berteriak putus asa ketika dihadang masalah atau kesulitan, Ia tau dan yakin bahwa Alloh senantiasa mengawasi dan menyayanginya dan Dia menghendaki kebaikan” sebuah kata yang sangat dahsyat dalam memberikan semangat dan motivasi akan kehidupan. Sering sekali kita mengeluh dan berkeluh kesah saat apa yang kita harapkan tak kunjung terkabul atau apa yang tidak kita inginkan terjadi. Rasa kecewa, menganggap Alloh SWT tidak adil dan kadang ada yang marah-marah. Tapi di saat apa yang kita inginkan terwujud kadang kita lupa bahwa semua itu bukan karena usaha yang dilakukan oleh dirinya saja ada kekuasan Alloh SWT yang menghendaki itu semua terjadi. Terkadang kita terlupa untuk bersyukur dan bersabar dalam segala hal yang kita lakukan. Tanpa sadar bahwa kita tidak pernah tahu apa yang terbaik untuk kita, bisa jadi apa yang kita inginkan tidak akan sebaik apa yang kita bayangkan. Alloh Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-Nya. Dulu jika membaca ayat Al qur’an yang berbunyi seperti ini serasa biasa saja da sering didengar tapi sekarang sangat berbeda setelah menelaah lebih dalam lagi. Ternyata sangat luar biasa dan dahsyat sekali. Al Baqarah 216:
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui".
Sungguh ayat-ayat Al qur’an benar-benar berisi segalanya. Memang skenario Allah untuk hambanya selalu indah (hanya masalah waktu saja), ya masalah waktu Alloh untuk menunjukkan keindahan atas ketetapanNya pada hambaNya. Boleh jadi keindahan itu tampak dari awal, boleh jadi juga baru terasa dipertengahan atau boleh jadi terasa di penghujungnya. Waktu yang kita miliki berbeda dengan waktu yang Alloh miliki. Maka berprasangka baiklah pada Alloh, semua ada waktunya dan akan indah pada waktunya. Sabar dan ikhlas dengan ketetapan Alloh karena sungguh indah ketetapan Alloh untuk hamba-hambaNya.
Takdir bukanlah kuasa kita, masa depan diluar jangkauan kita. Tapi menjaga semangat dan harapan-harapan yang baik adalah pilihan kita. Hidup itu kumpulan dari berbagai macam pilihan, maka pilihlah yang terbaik diantara yang paling baik. Jika kamu berbaik sangka pada Alloh SWT maka Alloh SWT juga akan berbaik sangka kepadamu. “Sesungguhnya AKU, ada disisi prasangka hambaKU pada diriKU” (Hadist Qudsi).  Hidup adalah pilihan ibarat pohon yang beranting setelah kita melewati satu ranting maka akan dihadapi oleh ranting berikutnya. Setelah kita memilih satu pilihan maka ada pilihan berikutnya. Begitulah kehidupan, apa yang terjadi pada diri kita saat ini adalah akibat dari pilihan-pilihan kita sebelumnya. Maka karena kita telah memilih kita bertanggung jawab akan hal itu. Seperti misalnya saya sekarang berada di jurusan pendidikan fisika inilah adalah akibat pilihan saya sendiri dan Alloh kabulkan pilihan itu maka saya harus mempertanggung jawabkan pilihan saya tersebut. Segalanya adalah kehendak Alloh. Kita tidak bisa memposisikan atau memaksakan segalanya ingin sesuai dengan yag kita kehendaki. Karena kita tak pernah tau hal apa yang akan terjadi selanjutnya tapi Alloh Maha Mengetahui. Maka seharusnya apapun yang kita hadapi dan pikirkan harus dikaitkan dengan ketentuan-Nya dan kemahakuasaan-Nya.
Coba simak hadist ini, Hadis riwayat Ali ra., ia berkata: Kami sedang mengiringi sebuah jenazah di Baqi Gharqad (sebuah tempat pemakaman di Madinah), lalu datanglah Rasulullah saw. menghampiri kami. Beliau segera duduk dan kami pun ikut duduk di sekeliling beliau yang ketika itu memegang sebatang tongkat kecil. Beliau menundukkan kepalanya dan mulailah membuat goresan-goresan kecil di tanah dengan tongkatnya itu kemudian beliau bersabda: Tidak ada seorang pun dari kamu sekalian atau tidak ada satu jiwa pun yang hidup kecuali telah Allah tentukan kedudukannya di dalam surga ataukah di dalam neraka serta apakah ia sebagai seorang yang sengsara ataukah sebagai seorang yang bahagia. Lalu seorang lelaki tiba-tiba bertanya: Wahai Rasulullah! Kalau begitu apakah tidak sebaiknya kita berserah diri kepada takdir kita dan meninggalkan amal-usaha? Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang telah ditentukan sebagai orang yang berbahagia, maka dia akan mengarah kepada perbuatan orang-orang yang berbahagia. Dan barang siapa yang telah ditentukan sebagai orang yang sengsara, maka dia akan mengarah kepada perbuatan orang-orang yang sengsara. Kemudian beliau melanjutkan sabdanya: Beramallah! Karena setiap orang akan dipermudah! Adapun orang-orang yang ditentukan sebagai orang berbahagia, maka mereka akan dimudahkan untuk melakukan amalan orang-orang bahagia. Adapun orang-orang yang ditentukan sebagai orang sengsara, maka mereka juga akan dimudahkan untuk melakukan amalan orang-orang sengsara. Kemudian beliau membacakan ayat berikut ini: Adapun orang yang memberikan hartanya di jalan Allah dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya jalan yang sukar. (Shahih Muslim No.4786)

Dari hadist Shahih Muslim tersebut. Jelaslah bahwa kita harus berikhtiar karena kita saat ini adalah hasil dari pilihan-pilihan kita sebelumnya. Maka tak bisa kita hanya pasrah pada takdir karena takdir itu terjadi bagaimana perbuatan yang kita lakukan. Bisa saja takdir yang harus kita dapatkan itu baik namun akibat perbuatan kita menjadi tidak seperti itu. Begitupun sebaliknya saat takdir buruk yang akan terjadi bisa saja akibat perbuatan kita berubah menjadi baik. Maka berusahalah dan tetap semangat dalam menjalani kehidupan ini. Yakin semua akan baik-baik saja. Innallaha ma’anaa. Insya Alloh kulluhu khoir. Alloh tau yang terbaik untuk kita walau kadang kita merasa apa yang Alloh berikan tidak mengenakkan bagi kita, padahal itulah yang terbaik untuk kita.

rahasia pendidikan ala Rasulullah SAW

“Pendidikan Berkarakter dengan  Rahasia  Mendidik Ala Rasulullah SAW dalam Menghargai Perbedaan dan Menjalankan Kehidupan”
(oleh : Annisa Permata Sari)
Tema: Pengaruh Dunia Pendidikan terhadap Pembentukan Masyarakat yang Berkarakter dalam Menghargai Perbedaan
Apa pengaruh dunia pendidikan?
Pendidikan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pembentukan masyarakat sehingga merupakan hal yang penting untuk dibangun sebaik mungkin. Karena karakter masyarakat pada suatu daerah atau Negara dapat dilihat dari pendidikan Negara tersebut. Masyarakat dapat menghargai perbedaan, bekerja sama, terampil, kreatif, cerdas, tidak korup dan terhindar dari perilaku negatif adalah bagaimana pendidikan dapat mengarahkan pembelajaran untuk menimbulkan perubahan perilaku pada diri seseorang sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat. Lalu apakah Negara-Negara Maju yang pendidikannya sudah sangat bagus sudah menjamin menghasilkan orang-orang yang berkarakter? Belum tentu, ada hal lain yang diperlukan dalam pendidikan. Pendidikan yang baik bukanlah yang memiliki sarana prasarana yang memadai dan dapat menciptakan siswa yang terampil dalam segala bidang saja. Tetapi pendidikan yang baik adalah sesuai dengan rahasia pendidikan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Bagaimana Hasil didikan rasulullah dan cara pendidikan yang diajarkan Rasulullah?
            Hasil didikan Rasulullah kepada para sahabat dapat melahirkankan orang-orang hebat seperti Muas bin Jabal sebagai ahli fikih, Abdullah ibn Mas’ud merupakan qori terbaik, Abu Bakar Ash-Shidiq pemimpin terbaik, Abu Ubaidah bin Jaroh orang yang sangat amanah, Abu Rahman bin Auf sebagai ahli infaq.
            Pada zaman Abbasyiyah banyak sekali ilmuan yang pemahaman dan konsep dasar ilmunya digunakan sampai sekarang seperti al Kindi, Ibn Sina, Al Haitam, Ibn Bajjah, Al Biruni dan lain-lain. Mereka adalah orang-orang yang mandapatkan pendidikan sesuai dengan pendidikan yang diajarkan Rasulullah SAW.  Para sahabat bukan hanya cerdas secara intelektual saja tapi mampu menjalankan kehidupan dengan baik, menghargai perbedaan, cerdas emotional dan cerdas spiritual.
Rasulullah mengajarkan untuk memiliki kecerdasan spiritual karena dapat memberikan peranan penting sehingga manusia dapat mengetahui hakikat penciptaannya, merumuskan tujuan dan maksud hidupnya serta bagaimana menyikapi kehidupan sosialnya. Manusia yang cerdas spiritual akan memahami bahwa keberhasilan seseorang tidak hanya diukur dengan kemampuan nalar dan berfikir saja tapi sadar akan eksistensi dirinya dalam menjalankan hubungan dengan Alloh  SWT maupun hubungan dengan sesama manusia termasuk menghargai perbedaan, mampu mengatasi semua beban hidup yang dialaminya sehingga terbentuk pribadi yang tangguh secara mental dan fisik, yang siap berjuang untuk meraih prestasi terbaik dalam hidupnya. Kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual yang diajarkan oleh Rasulullah kepada para sahabat sehingga mampu menciptakan orang-orang yang luar biasa.
Apa rahasia pendidikan Rasulullah SAW?
             Rahasia pendidikan yang diajarkan kepada para sahabat sehingga menciptakan orang-orang yang kompeten dan berdedikasi adalah dengan mengajarkan dua kunci utama yaitu akidah dan akhirat. Rasulullah membangun dalam diri para sahabat pertama kali adalah akidah yang kokoh dalam diri para sahabat yang merupakan awal yang diajarkan kepada mereka sehingga dengan akidah yang kuat maka akan melahirkan orang-orang yang cerdas namun kecerdasannya tidak merugikan orang lain dan ilmu yang dimiliki akan selalu bermanfaat bagi sekitarnya. Kunci yang kedua adalah mengingat akhirat. Dengan diajarkan untuk selalu mengingat hari akhir sehingga akan  mempertimbangkan manfaat dan mudhorot dari tindakan yang dilakukan. Mengingat hari akhir maka ilmu yang dimiliki tidak akan digunakan untuk berbuat keburukan.
            “ jika akidahnya baik maka baiklah seluruhnya”. Ini rahasia pendidikan Rasulullah kepada para sahabat. Kurikulum pendidikan yang pertama kali diajarkan yaitu akidah dan akhirat. Perbanyak ilmu tentang akidah dan akhirat sehingga segalanya akan mudah dan memdapat ridho Alloh SWT.
Dengan menerapkan rahasia rasul dalam mendidik maka akan seperti apa pendidikan dalam menghargai perbedaan?
Pendidikan akidah dan akhirat jika diterapkan dalam pembelajaran maka akan menciptakan generasi muda yang cerdas spiritualnya dan bukan menjadikan pembelajaran menjadi ajang untuk mengejar nilai dan kecerdasan intelektual saja. Tapi sebaliknya akan menjadi tugas mulia yang dipercayakan Alloh SWT kepadanya untuk menuntut ilmu melalui berbagai fenomena kehidupan sehingga terwujud masyarakat berkarakter. Karena mata pelajaran yang dipejarinya tidak hanya untuk mendapatkan nilai tinggi melainkan semakin mendekatkan dirinya kepada Alloh dan dapat berimplementasi baik dalam setiap perbuatannya sehingga salah satunya dapat menghargai perbedaan.
Bagaimana perbandingan dengan pendidikan saat ini?
Namun saat ini, dunia pendidikan hanya terfokus pada peningkatan kecerdasan intelektual saja tanpa mengembangkan nilai-nilai spiritual dan kemampuan social dari siswa sehingga pendidikan mennciptakan orang yang cerdas secara intelektual namaun rendah kecerdasan emosionalnya. Terciptalah manusia yang kritis yang senang pamer dengan kepintaran verbal dan suka menjatuhkan orang lewat argumentasi, tidak menghargai perbedaan pendapat, arogan, mudah tersinggung, sulit bekerja sama, dan berperilaku negative lainnya. Hal ini terjadi karena tidak diterapkan akidah dalam pembelajaran. Ilmu yang didapatkan tidak memiliki esensi hanya sekedar wawasan saja. Apalagi ilmu tersebut tidak sampai ke hati sehingga tidak terjadi perubahan perilaku hasil pendidikan tersebut.
Apalah artinya cerdas secara intelektual dan emosional tetapi rendah secara spiritual. Orang seperti ini memiliki pengetahuan yang luas, kritis, pandai menyenangkan dan meyakinkan orang lain, bergaul. Namun kecerdasannya itu dipakai untuk korupsi, memfitnah, berbohong, mengambil hak orang lain dan seterusnya. Saat ini banyak orang yang cerdas intelektual hasil dari pendidikan yang tidak menerapkan rahasia  pendidikan Rasul yaitu akidah dan akhirat sehingga menciptakan orang yang dengan kepintarannya digunakan untuk kejahatan canggih sehingga sulit terlacak dan terbongkar serta pintar menutupi perbuatan buruknya. Bak serigala berbulu domba. Orang seperti ini akan sangat berbahaya bagi kehidupan sehingga akan sulit terciptanya masyarakat berkarakter yang saling menghargai kepentingan bersama. Kepentingan pribadi menjadi hal yang paling utama dalam dirinya.
Bagaimana cara pendidik untuk menerapkan rahasia Rasuluh dalam dunia pendidikan saat ini?
            Cara pendidik untuk mewujudkan masyarakat berkarakter melalui pendidikan yaitu setiap pembelajaran yang diajarkan selalu dikaitkan dengan pendidikan akidah dan akhirat. Bukan berarti guru dituntut untuk menjadi guru agama atau da’i . contoh misalnya saat mengajarkan tentang konsep bunyi. Frekuensi audio yang dapat didengar manusia adalah < 20 Hz. Frekuensi audio yang diatas 20.000 Hz akan dapat menghancurkan suatu benda dengan dikaitkan bahwa hanya dengan sebuah bunyi/ suara ditiupkannya terompet sangsakala merupakan fenomena bunyi dapat menghancurkan suatu benda keras. Kita sebagai manusia perlu bersyukur memiliki rentang pendengaran antara 20 Hz sampai 20.000 Hz. Jiak kita bisa mendengar bunyi yang < 20 Hz maka kita akan dapat mendengar pedihnya siksa kubur seperti yang didengar oleh binatang sehingga kita tidak mau melakukan aktivitas lagi karena kita dapat mendengar suara alam kubur. Fenomena ilmiah tidak berlawanan dengan fenomena ilahiah.
Bayangkan jika setiap pembelajaran tidak sebatas menciptakan orang-orang yang cerdas intelektual tapi juga cerdas spiritual dan emosional. Inilah pendidikan akidah dan akhirat. Guru fisika dapat berperan penting untuk menegakkan nilai-nilai ketuhanan dalam diri generasi muda sehingga akan terwujud masyarakat yang berakhlak mulia.
  Kesimpulan pendidikan yang seperti apa yang harus dilakukan agar terbentuk masyarakat berkarakter yang menghargai perbedaan?
            Kecerdasan spiritual seperti rahasia pendidikan Rasulullah yaitu akidah dan akhirat mutlak diperlukan untuk membedakan kebaikan dan keburukan, menghargai perbedaan, dapat merasakan nikamtnya berbuat baik. Karena dunia pendidikan dapat dijadikan sebagai tempat untuk membentuk karakter sehingga dapat terwujudnya masyarakat berkarakter dalam mejalankan kehidupan salah satunya menumbuhkan sikap saling menghargai perbedaan.
Dengan menerapkan rahasia pendidikan ala Rasul dalam pendidikan maka pendidikan akan senantiasa menghidupkan hati nurani, menjadikan Tuhan Pencipta Alam sebagai pusat orientasi semua tindakan. Sabda Rasulullah SAW,   “ amal paling utama ialah engkau masukkan rasa bahagia pada sesama manusia”
Untuk para pendidik (guru) jadilah guru ruhani bagi siswa sehingga di akhirat nanti tidak ada anak didik kita yang menghujat bahwa perbuatan buruk yang mereka lakukan karena kita tidak pernah mengajarkan untuk berbuat baik. Kita hanya menjelali mereka dengan ilmu tanpa mengajarkan akidah kepada mereka sehingga dapat menggunakan ilmu yang dimiliki untuk kebaikan bukan untuk merugikan orang lain. Jika pendidik dapat memberikan pemahaman kepada para siswa tentang konsep yang harus dikuasainya maka kan tercipta manusia-manusia cerdas dalam mengaplikasikan ilmu tersebut dalam sehari-harinya. Ajarkanlah akidah dan akhirat dalam pendidikan.




Rabu, 05 Juni 2013

Siapa yang Harus Bertanggung jawab pada Permasalahan Pendidikan?


Siapa yang Harus Bertanggung jawab pada Permasalahan Pendidikan?
Pendidikan menjadi hal yang sering sekali diperbincangkan dan menjadi salah satu faktor penyebab munculnya berbagai masalah.  Semua orang bertanya-tanya siapakah pihak yang harus disalahkan saat banyak sekali masalah yang terjadi pada dunia pendidikan?. Budaya mencontek semakin marak, tawuran antar pelajar sering terjadi, siswa-siswa yang mengalami kesulitan belajar semakin banyak, kasus-kasus kerusakan moral para pelajar dan masih banyak masalah lainnya. Kurikulum yang berubah-ubah dan dianggap tidak cocok mulai dijadikan kambing hitam penyebab masalah. Memang tak bisa dipungkiri masalah pendidikan adalah tanggung jawab kita semua. Semua pihak memiliki perannya masing-masing untuk memperbaikinya.
Perbahasan lebih kepada masalah kesulitan belajar karena merupakan masalah yang sering muncul dalam dunia pendidikan. Setelah melakukan observasi banyak hal yang terjadi di lapangan. Apalagi masalah-masalah itu banyak timbul pada organismik siswa itu sendiri. Yakinlah bahwa setiap anak itu unik dan memiliki keunikan tersendiri. Tidak bisa antara pribadi yang satu disamakan dengan pribadi yang lain. Ternyata permasalahan mereka sangatlah komplek. Maka kami meneliti kesulitan belajar yang terjadi pada siswa. Karena pendidikan salah satu permasalahannya berawal dari bagaimana akademik siswa. Dari 5 anak SD yang diduga mengalami kesulitan belajar di sekolah yang sama diperoleh hasil bahwa faktor keluarga terutama orang tua memiliki peran terpenting dalam pendidikan anak. Kehidupan mereka yang berasal dari keluarga menengah ke atas dan orang tua mereka yang pergi pagi pulang malam hari saat mereka sudah tertidur. Perhatian orang tua yang tidak dapat menemani perkembangan belajar anak setiap harinya. Bukti bahwa peran orang tua dalam pendidikan terutam ibu sebagai guru madrasah pertama terlihat dari 5 anak yang diduga mengalami kesulitan belajar sebagai berikut.
1.      Khansa, siswa kelas 3 yang mengalami kesulitan belajar dilihat dari hasil belajarnya yang sering diremedial. Dengan latar belakang orang tua yang sangat sibuk sehingga kurang mendapatkan perhatian. Bahkan hasil penelitian guru BK menyatakan bahwa Khansa memiliki gangguan Histonik dengan kepribadian ganda. Siswa yang mengalami gangguan ini selalu ingin mendapatkan perhatian lebih dan gangguan ini muncul setelah orang tua kurang memperhatikan sang anak. Dulu saat orang tuanya sering membantu belajar, nilai pelajaran Khansa pun mengalami peningkatan. Namun setelah orang tuanya tidak menemani dia belajar di rumah maka Khansa mengalami kesulitan belajar.
2.      Nikita, siswa kelas 3 SD yang mengalami kesulitan belajar. Mudah lupa dengan apa yang baru dipelajarinya. Kemampuan pengerjaan tugas yang lambat dan mengalami kesulitan belajar dalam semua bidang studi padahal memiliki IQ di atas rata-rata. Berasal dari latar belakang orang tua yang sanagt sibuk dengan pekerjaan mereka sehingga kurang memperhatiakan anaknya. Orang tua baru menyadari bahwa anaknya menagalami kesulitan belajar setelah ada pemberitahuan dari pihak sekolah. Berbagai macam lembaga privat telah dicoba namun tetap saja kemampuan belajarnya tidak meningkat.
3.      Abisha, siswa kelas 3 SD yang mengalami kesulitan belajar terutama dalam konsentrasi terhadap pelajaran. Abisha termasuk anak yang hiperaktif di kelas. Berasal dari latar belakang keluarga menengah dan terlihat kurang mendapat perhatian di rumah sehingga mencari-cari perhatian dengan sikap hiperaktif yang dilakukannya di sekolah.
4.      Charity, siswa kelas 4 SD yang mengalami kesulitan belajar dan sering tidak memperhatikan guru. Berasal dari latar belakang keluarga yang sangat sibuk. Charity memiliki kakak yang prestasi belajarnya jauh lebih unggul dibandingkan dirinya. Orang tua yang lebih perhatian kepada sang kakak dibanding sang adik. Ditambah lagi sikap orang tua yang sering membanding-bandingkan kedua anaknya.
5.      Faisal, siswa kelas 4 SD yang diduga akan mengalami kesulitan belajar karena kondisi fisiknya yang tidak dapat mendengar dan tidak dapat berbicara dengan baik. Namun ternyata termasuk ke dalam siswa yang unggul prestasinya. Dibalik itu semua ada peran orang tua terutama ibunya yang selalu menemani belajar di rumah dan sangat memperhatikan anaknya. Sehingga walaupun memiliki kondisi fisik yang kurang namun tidak mengalami kesulitan belajar.
Dari kelima kasus tersebut faktor orang tua menjadi penentu kecerdasan anak. Benar sekali saat Islam mengatakan bahwa ibu adalah guru madrasah pertama untuk anak-anaknya. Terlihat dari 5 kasus anak yang diduga mengalami kesulitan belajar hanya Faisal dengan dorongan sang ibu yang mengajarinya dan memberikan perhatian pada anaknya sehingga bisa menghasilkan anak yang cerdas walaupun dengan kondisi tidak seperti teman-temannya. Kurikulum yang bagaimanapun tidak akan berjalan dengan baik tanpa bantuan orang tua di rumah. Apapun yang dicontohkan oleh Rasulullah tentang cara mendidik anak melalui seorang ibu memang luar biasa maka kesibukan orang tua jangan sampai membuat perhatian terhadap anak berkurang. Apalah arti kemewahan dan fasilitas yang serba ada jika tidak ada kasih sayang di dalamnya. Peran orang tua tidak hanya sebatas mengajarkan ilmu duniawi, orang tua harus mampu memberikan pendidikan terhadap anak-anaknya terutama pendidikan agama seperti pepatah dari Imam Ja’far Shadiq “Berikan pendidikan agama kepada anak-anakmu sesegera mungkin, sebelum lawan-lawanmu menggantikanmu dan menambah ide-ide yang salah dan keliru pada mereka.”
Dalam buku “ Membentuk Kecerdasan Anak” dikatakan bahwa Kualitas hidup ayah-ibu dalam menjalani dan memaknai kehidupan spiritualnya menjadi faktor penentu kecerdasan sang anak. Dengan mengamati beberapa kasus  di atas kurangnya perhatian orang tua terhadap belajar anak jangankan memberikan pendidikan bagaimana beribadah yang baik, pendidikan agama yang memadai, mengajari mereka membaca Al Qur’an dan makna kehidupan spiritual kepada anak maka dari situlah awal masalah pendidikan muncul. Khususnya masalah kesulitan belajar.
Cobalah tengok anak-anak kita, tidak ada anak yang bodoh. Saat mereka kecil sungguh di dalam diri seorang anak terdapat nilai-nilai ketuhanan. Dilihat dari kejujuran, kesucian, ketenangan, kepasrahan total namun setelah beranjak dewasa jika sikapnya berubah jangan salahkan mereka. Perhatikan kita sebagai orang tua yang tidak mempertahankan nilai-nilai ketuhanan itu sehingga digantikan oleh hal-hal yang keliru dan salah. Orang tua yang tidak peduli akan pendidikan agama mereka.orang tua bangga saat anak-anaknya bisa menajdi juara olimpiade tanpa pernah memikirkan bagaimana kualitas ibadah mereka, bagaimana pergaulan mereka, bagaimana nilai moral pada diri mereka.
Walaupun faktor orang tua bukan mutlak penyebab masalah pendidikan. Tapi faktor orang tua adalah hal pertama yang harus diperhatikan terhadap kecerdasan sang anak. Cerdas bukan berarti selalu mendapatkan peringkat atas. Tapi cerdas dalam menyikapi nilai-nilai kehidupan. Anak adalah bukti bahwa Alloh percaya pada kita untuk mengurusinya maka jangan sia-siakan itu. Orang tua sebagai orang pertama yang bertanggung jawab pada pendidikan anak-anaknya dan faktor keluarga adalah hal yang paling utama diselesaikan dalam masalah pendidikan.

Senin, 03 Juni 2013

5 Trik Agar Hidup Lebih Tenang


Hey! Bagi kalian-kalian yang sering dirundung cemas, stress atau galau. Coba deh ikuti langkah-langkah berikut ini. Memang dalam hidup ini terdapat banyak banget hal yang bisa membuat kita menjadi merasa tertekan, panic atau yang sering disebut galau misalnya karena tugas akademik yang menumpuk, teman tak bersahabat, konflik dengan keluarga dan lain-lain. “hidup itu bagaikan berlian. Adapun warnanya tergantung orang yang melihatnya”, begitu kata orang-orang bijak. Nah, sekarang kita akan mengubah kecemasan itu menjadi ketenangan. Berikut trik-triknya:
v  Perbaiki persepsi tentang diri sendiri
Maksudnya dengan anda berhati-hati dalam menilai diri. Mengapa? Karena kita terbentuk dari apa yang kita pikirkan. Saat kita berpikir tidak bisa melakukan suatu hal maka otak kita akan membentuk diri kita menjadi orang yang tidak bisa. Begitupun saat kita berpikir merasa mudah tersinggung dengan perkataan orang lain maka begitulah yang akan terbentuk. Maka perbaiki persepsi tentang diri kita
v  Membantu orang yang membutuhkan
Mengapa? Selain dapat pahala kalau kita ikhlas, ternyata beberapa penelitian menunjukkan bahwa mereka yang meluangkan waktunya untuk membantu orang lain lebih bahagia dan tenang hatinya. Jadi selama kita bisa membantu kenapa tidak?
v  Berjalan kaki
Berjalan kaki adalah salah satu cara tercepat untuk mengubah perasaan stress sebab berjalan kaki dapat membangkitkan mood maka segeralah langkahkan kaki anda, lalu berjalalah selama 10 menit.
v  Mendengarkan musik (apalagi kalau mendengarkan alunan Al Qur’an)
Sebab musik mampu menenangkan saraf yang meregang dan music juga dapat menurunkan tekanan darah serta meningkatkan respirasi sehingga mengurangi respons psikollogi terhadap stress. Apalagi kalau music yang didengarkan itu alunan Al qur’an. Selain menetramkan juga sebagai ibadah kepada Alloh.
v  Tertawalah
Karena dengan humor dapat membuat kita tertawa. Humor adalah lawan utama dari tiga bentuk emosi negative yaitu kemarahan, ketakutan dan depresi. Tapi tertawanya jangan berlebihan. Tertawa sampai terpingkal-pingkal dapat mengeraskan hati. Jadi tertawalah secukupnya. 

Nah, itulah trik-trik yang dapat dijadikan cara memberikan ketenangann dalam hidup kita. walaupun masih banyak cara-cara lainnya. Selamat mencoba!!!

Sabtu, 01 Juni 2013

kesulitan-kesulitan dalam kehidupan

berubah itu mudah, namun tetap bertahan dalam perubahan itu mungkin susah. berbicara itu mudah, namun untuk mewujudkan dalam tindakan itu mungkin (juga) susah.

mengutip dari kata-kata tersebut. semua hal akan menjadi sulit jika kita berpikir bahwa itu semua sulit untuk dilakukan tapi saat kita perlahan demi perlahan untuk menajdikannya hal yang biasa dan mudah dilakukan maka mudahlah semua itu. tidak ada yang sulit yang sulit itu ialah menghilangkan pikiran-pikiran sulit itu dalam benak kita. insya Alloh kulluhu khoir. ^_^

faktor keluarga bisa menjadi penyebab anak kesulitan belajar

tercengang dengan kutipan seperti ini: kualitas hidup ayah-ibu dalam menjalani dan memaknai kehidupan spiritualnya menjadi faktor penentu kecerdasan sang anak,,, masya Alloh, harus banyak berbenah diri biar dapat anak2 cerdas,, haha amin,,,

Kamis, 02 Mei 2013

“Bawalah Tuhan, sekehendak yang engkau mau”


“Bawalah Tuhan, sekehendak yang engkau mau”
“Seorang hamba yang bertaqwa tidak akan kehilangan kesabaran dan berteriak putus asa ketika dihadang masalah atau kesulitan, Ia tau dan yakin bahwa Alloh senantiasa mengawasi dan menyayanginya dan Dia menghendaki kebaikan” sebuah kata yang sangat dahsyat dalam memberikan semangat dan motivasi akan kehidupan. Sering sekali kita mengeluh dan berkeluh kesah saat apa yang kita harapkan tak kunjung terkabul atau apa yang tidak kita inginkan terjadi. Rasa kecewa, menganggap Alloh SWT tidak adil dan kadang ada yang marah-marah. Tapi di saat apa yang kita inginkan terwujud kadang kita lupa bahwa semua itu bukan karena usaha yang dilakukan oleh dirinya saja ada kekuasan Alloh SWT yang menghendaki itu semua terjadi. Terkadang kita terlupa untuk bersyukur dan bersabar dalam segala hal yang kita lakukan. Tanpa sadar bahwa kita tidak pernah tahu apa yang terbaik untuk kita, bisa jadi apa yang kita inginkan tidak akan sebaik apa yang kita bayangkan. Alloh Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-Nya.
Takdir bukanlah kuasa kita, masa depan diluar jangkauan kita. Tapi menjaga semangat dan harapan-harapan yang baik adalah pilihan kita. Hidup itu kumpulan dari berbagai macam pilihan, maka pilihlah yang terbaik diantara yang paling baik. Jika kamu berbaik sangka pada Alloh SWT maka Alloh SWT juga akan berbaik sangka kepadamu. “Sesungguhnya AKU, ada disisi prasangka hambaKU pada diriKU” (Hadist Qudsi).  Hidup adalah pilihan ibarat pohon yang beranting setelah kita melewati satu ranting maka akan dihadapi oleh ranting berikutnya. Setelah kita memilih satu pilihan maka ada pilihan berikutnya. Begitulah kehidupan, apa yang terjadi pada diri kita saat ini adalah akibat dari pilihan-pilihan kita sebelumnya. Maka karena kita telah memilih kita bertanggung jawab akan hal itu. Seperti misalnya saya sekarang berada di jurusan pendidikan fisika inilah adalah akibat pilihan saya sendiri dan Alloh kabulkan pilihan itu maka saya harus mempertanggung jawabkan pilihan saya tersebut. Segalanya adalah kehendak Alloh. Kita tidak bisa memposisikan atau memaksakan segalanya ingin sesuai dengan yag kita kehendaki. Karena kita tak pernah tau hal apa yang akan terjadi selanjutnya tapi Alloh Maha Mengetahui. Maka seharusnya apapun yang kita hadapi dan pikirkan harus dikaitkan dengan ketentuan-Nya dan kemahakuasaan-Nya.
Coba simak hadist ini, Hadis riwayat Ali ra., ia berkata: Kami sedang mengiringi sebuah jenazah di Baqi Gharqad (sebuah tempat pemakaman di Madinah), lalu datanglah Rasulullah saw. menghampiri kami. Beliau segera duduk dan kami pun ikut duduk di sekeliling beliau yang ketika itu memegang sebatang tongkat kecil. Beliau menundukkan kepalanya dan mulailah membuat goresan-goresan kecil di tanah dengan tongkatnya itu kemudian beliau bersabda: Tidak ada seorang pun dari kamu sekalian atau tidak ada satu jiwa pun yang hidup kecuali telah Allah tentukan kedudukannya di dalam surga ataukah di dalam neraka serta apakah ia sebagai seorang yang sengsara ataukah sebagai seorang yang bahagia. Lalu seorang lelaki tiba-tiba bertanya: Wahai Rasulullah! Kalau begitu apakah tidak sebaiknya kita berserah diri kepada takdir kita dan meninggalkan amal-usaha? Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang telah ditentukan sebagai orang yang berbahagia, maka dia akan mengarah kepada perbuatan orang-orang yang berbahagia. Dan barang siapa yang telah ditentukan sebagai orang yang sengsara, maka dia akan mengarah kepada perbuatan orang-orang yang sengsara. Kemudian beliau melanjutkan sabdanya: Beramallah! Karena setiap orang akan dipermudah! Adapun orang-orang yang ditentukan sebagai orang berbahagia, maka mereka akan dimudahkan untuk melakukan amalan orang-orang bahagia. Adapun orang-orang yang ditentukan sebagai orang sengsara, maka mereka juga akan dimudahkan untuk melakukan amalan orang-orang sengsara. Kemudian beliau membacakan ayat berikut ini: Adapun orang yang memberikan hartanya di jalan Allah dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya jalan yang sukar. (Shahih Muslim No.4786)