“Bawalah Tuhan, sekehendak yang
engkau mau”
“Seorang hamba yang bertaqwa tidak
akan kehilangan kesabaran dan berteriak putus asa ketika dihadang masalah atau
kesulitan, Ia tau dan yakin bahwa Alloh senantiasa mengawasi dan menyayanginya
dan Dia menghendaki kebaikan” sebuah kata yang sangat
dahsyat dalam memberikan semangat dan motivasi akan kehidupan. Sering sekali
kita mengeluh dan berkeluh kesah saat apa yang kita harapkan tak kunjung
terkabul atau apa yang tidak kita inginkan terjadi. Rasa kecewa, menganggap
Alloh SWT tidak adil dan kadang ada yang marah-marah. Tapi di saat apa yang
kita inginkan terwujud kadang kita lupa bahwa semua itu bukan karena usaha yang
dilakukan oleh dirinya saja ada kekuasan Alloh SWT yang menghendaki itu semua
terjadi. Terkadang kita terlupa untuk bersyukur dan bersabar dalam segala hal
yang kita lakukan. Tanpa sadar bahwa kita tidak pernah tahu apa yang terbaik
untuk kita, bisa jadi apa yang kita inginkan tidak akan sebaik apa yang kita
bayangkan. Alloh Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-Nya.
Takdir
bukanlah kuasa kita, masa depan diluar jangkauan kita. Tapi menjaga semangat
dan harapan-harapan yang baik adalah pilihan kita. Hidup itu kumpulan dari
berbagai macam pilihan, maka pilihlah yang terbaik diantara yang paling baik.
Jika kamu berbaik sangka pada Alloh SWT maka Alloh SWT juga akan berbaik sangka
kepadamu. “Sesungguhnya AKU, ada disisi
prasangka hambaKU pada diriKU” (Hadist Qudsi). Hidup adalah pilihan ibarat pohon yang
beranting setelah kita melewati satu ranting maka akan dihadapi oleh ranting
berikutnya. Setelah kita memilih satu pilihan maka ada pilihan berikutnya.
Begitulah kehidupan, apa yang terjadi pada diri kita saat ini adalah akibat
dari pilihan-pilihan kita sebelumnya. Maka karena kita telah memilih kita
bertanggung jawab akan hal itu. Seperti misalnya saya sekarang berada di
jurusan pendidikan fisika inilah adalah akibat pilihan saya sendiri dan Alloh
kabulkan pilihan itu maka saya harus mempertanggung jawabkan pilihan saya
tersebut. Segalanya adalah kehendak Alloh. Kita tidak bisa memposisikan atau
memaksakan segalanya ingin sesuai dengan yag kita kehendaki. Karena kita tak
pernah tau hal apa yang akan terjadi selanjutnya tapi Alloh Maha Mengetahui.
Maka seharusnya apapun yang kita hadapi dan pikirkan harus dikaitkan dengan
ketentuan-Nya dan kemahakuasaan-Nya.
Coba
simak hadist ini, Hadis riwayat Ali ra., ia berkata: Kami
sedang mengiringi sebuah jenazah di Baqi Gharqad (sebuah tempat pemakaman di
Madinah), lalu datanglah Rasulullah saw. menghampiri kami. Beliau segera duduk
dan kami pun ikut duduk di sekeliling beliau yang ketika itu memegang sebatang
tongkat kecil. Beliau menundukkan kepalanya dan mulailah membuat
goresan-goresan kecil di tanah dengan tongkatnya itu kemudian beliau bersabda:
Tidak ada seorang pun dari kamu sekalian atau tidak ada satu jiwa pun yang
hidup kecuali telah Allah tentukan kedudukannya di dalam surga ataukah di dalam
neraka serta apakah ia sebagai seorang yang sengsara ataukah sebagai seorang
yang bahagia. Lalu seorang lelaki tiba-tiba bertanya: Wahai Rasulullah! Kalau
begitu apakah tidak sebaiknya kita berserah diri kepada takdir kita dan
meninggalkan amal-usaha? Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang telah
ditentukan sebagai orang yang berbahagia, maka dia akan mengarah kepada
perbuatan orang-orang yang berbahagia. Dan barang siapa yang telah ditentukan
sebagai orang yang sengsara, maka dia akan mengarah kepada perbuatan
orang-orang yang sengsara. Kemudian beliau melanjutkan sabdanya: Beramallah!
Karena setiap orang akan dipermudah! Adapun orang-orang yang ditentukan sebagai
orang berbahagia, maka mereka akan dimudahkan untuk melakukan amalan
orang-orang bahagia. Adapun orang-orang yang ditentukan sebagai orang sengsara,
maka mereka juga akan dimudahkan untuk melakukan amalan orang-orang sengsara.
Kemudian beliau membacakan ayat berikut ini: Adapun orang yang memberikan
hartanya di jalan Allah dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang
terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan
adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan
pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya jalan yang sukar.
(Shahih Muslim No.4786)